Tadinya aku berencana membuat komik untuk cerita ini. Tapi ternyata menggambar seorang *idiot itu tidak mudah. Jadi aku hanya memberi ilustari di beberapa part. Dengan begitu, semoga pembaca bisa lebih memahami cerita ini. Aku terinspirasi dari film A Werewolf Boy nya Joong Ki oppa. Bagi yang belum nonton, WAJIB ditonton tuh film.. walaupun endingnya agak... (?) Sebuah Apartemen di kawasan elit Gangnam, South Korea. Hyun Gi bersama buah hatinya, Song Jo Young menyantap sarapan mereka. Apartemen kecil ini terasa luas, karena mereka hanya tinggal berdua. Sejak ayah Jo Young pergi tiga tahun yang lalu, mereka pindah ke apartemen kecil ini. Saat itu Jo Young baru berumur empat tahun, tapi tak pernah satu hari pun ia lupa menanyakan hal-hal tentang ayahnya pada sang Ibu. “Eomma, aku rindu appa..” Bibir Jo Young bergetar. Ia menatap makanan yang ada dihadapannya itu dengan tatapan sedih. Sang ibu yang sedang mencuci piring tentu saja tidak melihat ekspresi itu, tapi di dalam hatinya ia bisa merasakan perasaan rindu yang sangat dalam di hati Jo Young. “Eomma juga....” Hyun Gi memeluk Jo Young dari belakang sambil mengusap lembut rambut buah hatinya itu. Perih rasanya, kalau ia melihat wajah Jo Young. Betapa tidak.. Jo Young benar-benar mirip dengan Song Joong Ki, suaminya. Dia adalah Joong Ki kecil.. Hahh.. lagi-lagi Hyun Gi harus menyeka air matanya.. “Ya.. Jo Young ah.. bagaimana kalau hari ini kita pergi ke rumah paman Lee?” kata Hyun Gi penuh semangat. “Hari ini? Apa itu berarti kita akan bolos, eomma?” tanya Jo Young polos. “Aniyo.. Eomma akan meminta izin pada gurumu supaya kita bisa pergi. Bagaimana?” Hyun Gi mencubit kedua pipi anaknya dengan gemas. Jo Young terlihat ragu. Hahh.. bagaimana mungkin anak berusia tujuh tahun lebih menyukai belajar disekolah dibandingkan berlibur. *Di perjalanan menuju Chuncheon, Gangwon-do Sudah lama sekali mereka tidak mengunjungi Bibi dan Paman Lee. Disana adalah tempat kelahiran Jo Young dan tentu saja tempat penuh kenangan bagi Hyun Gi. “Eomma.. bagaimana Eomma bisa menyukai Appa?” “Yaaa..Jo Young ah.. Apa kau tidak lihat Eomma sedang menyetir..” Hyun Gi melirik anaknya dari kaca mobil. Pertanyaan Jo Young membuat jantung Hyun Gi berdesir tiba-tiba. Joong Ki kecil memajukan bibirnya dan melipat kedua tangannya di dada. Ahh... anak ini benar-benar.....; Hari pertama musim dingin, seorang yeoja datang ke pulau Nami untuk berlibur. Pilihan yang tepat, karena saat itu suhu udara sedang berada minus 10 derajat. Sebut saja yeoja itu Park Hyun Gi. Kau tau apa yang dilakukannya di sore hari saat udara dingin seperti ini? Dia berlari mengitari pulau Nami sendirian. Entah apa yang dipikirannya. Dalam setengah perjalanan ia mulai merasa khawatir. Langit mulai gelap, tapi ia belum sampai juga di desa. Tidak mungkin ia tersesat, ia hafal betul jalan ini. Seharusnya sudah setengah jam yang lalu ia sampai di desa. “Hahh... dingin..” Hyun Gi melingkarkan kedua tangan ke tubuhnya, ia sudah tak sanggup lagi berlari. Perasaan takut mulai menyelimutinya, ia merasa ada seseorang yang mengikutinya. Hyun Gi menoleh ke belakang, tak ada siapapun. Hanya kabut putih tebal yang membatasi pandangannya. Hyun Gi mempercepat larinya, tapi perasaan itu muncul lagi. Seperti ada yang mengawasinya dari belakang. Tanpa pikir panjang, ia langsung lari masuk ke hutan. (Bodoh kan?) Ia menoleh ke belakang lagi, berharap tak ada siapapun disana. Tapi ia malah melihat sosok bayangan hitam di balik kabut tebal. BRAAAAAKKKK... DUUUUKKKKK.... “AAAA...A.A.AAAAAAA...”
“Noona... noona...” samar-samar Hyun Gi melihat seseorang... “Noona...” Ia menggoyang-goyangkan tubuh Hyun Gi.. “Noona....”
“YAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!” Hyun Gi tiba-tiba teriak sehingga Namja itu meloncat kaget. “YAAA.... MWOYA???” Hyun Gi mundur kebelakang menjauh dari namja itu. “No..noona....” lagi-lagi namja itu mengatakan hal yang sama. “Yaa.... apa kau mengikutiku?” tanya Hyun Gi dengan nada kasar. Namja itu terlihat ketakutan. Namja itu memakai piyama biru yang lusuh dan jaket hitam. Wajahnya kotor seperti tidak mandi satu minggu. Membuat hyun gi menyernyitkan dahinya. Hyun Gi melihat ke atas, langit mulai gelap dan udara semakin dingin. Ia terus berjalan menelusuri hutan dengan kakinya yang perih karena jatuh tadi. Kalau saja hari ini turun salju, pasti hidupnya tidak akan lama lagi. Ditambah seorang namja idiot yang terus mengikutinya dari belakang sambil mengucapkan kata ‘noona’ berulang kali, benar-benar membuat Hyun Gi frustasi. Namja : Noona... noona.. Hyun Gi : Ya... diamlah pbabo ... (memegang kepalanya) Namja : Noona... noona.. Hyun Gi : YA... AKU BILANG DIAM !! (BERTERIAK) Namja itu langsung duduk tersungkur dibawah tanah dan menutup telinganya ketakutan. Tak lupa mengucapkan kata ‘noona’ berulang kali.
“Aissss... apa yang dilakukannya..” Hyun Gi menatap Namja itu kesal. “Ya.. Pbabo ya.. kenapa kau seperti itu? Kau mau mati kedinginan?” Hyun Gi menghampiri Namja itu dan menyuruhnya untuk berdiri, tapi dia tidak bergerak. “Aiss... jinjja.. Baiklah... kalau kau terus seperti ini.. aku akan pergi..” “Noona.. kajima.. kajima..” “Noona.. kajima kajima...” Namja itu langsung merangkul kaki Hyun Gi. Akhirnya ada juga kata selain ‘noona’ yang ia dengar dari orang aneh ini.
“Seharusnya saat ini aku sedang makan malam di rumah. Ahh... tiba-tiba aku jadi lapar.., Yaa.. Tuan Noona... apa kau mendengarku? Kau tidak mengerti bahasa manusia?” Hyun Gi terus saja mengeluh, tapi namja yang ada di sampingnya malah terus memanggil ‘noona’ sambil membenturkan kepalanya ke pohon. “Aiiss... aku benar-benar gila..!!!! Kau harus membenturkan kepalamu lebih keras kalau kau mau mati...” Hyun Gi memegang kepala namja itu. Ia benar-benar kaget saat melihat darah mengalir dari kepala orang aneh itu. “Ommo... Aigoo.. Apa kau tidak sakit? Ya.. kau tidak merasa sakit?” Hyun Gi benar-benar panik, ia merasa bersalah karena memakinya tadi. Ia melihat bekas luka yang lain, tidak hanya di kepala, tapi telapak tangannya juga seperti bekas sayatan benda tajam. “No..noona.. sakiiitt...” kata namja itu lirih. Ia mengeluh kesakitan. Hyun Gi menatap namja itu kasihan...............................................*Keesokan paginya “Hyun Gi Ah...” “Emm....” “Hyun Gi Ah...” Ia mendengar suara.. “Ya.. pbabo ya.. apa kau mendengarku?” samar-samar ia melihat wajah bibi nya. Sekarang dia mulai sadar. “Ommo.. Bibi.. apa yang terjadi...?” tanya Hyun Gi polos. Sepertinya nyawanya belum terkumpul sempurna. PLAKK.. “Auuu... Ahjumma...!!” “Dasar bodoh. Kau tau Bibi sangat khawatir, Aku pikir semalam kau mati kedinginan. Untunglah pamanmu menemukanmu terkubur di dalam salju. Aihh... saat itu aku berfikir bagaimana cara menjelaskan kepada ibumu kalau...” “Ahjumma.. mianhaeyo.. aku tidak akan mengulanginya lagi” kata Hyun Gi lembut sambil memegang kedua tangan bibinya. Setelah mandi, bibi Lee menyuruh Hyun Gi segera turun ke bawah untuk sarapan. Hyun Gi merasa ada hal penting yang ia lupakan. Tapi ia tetap tidak ingat apa itu. “Bibi, dimana Paman?” tanya Hyun Gi saat tau bahwa kakak dari ibunya tidak sarapan bersama mereka. “Dia di klinik. Ohh.. namja yang bersamamu semalam, apa dia pacarmu?” “Namja?” TUUPPP... Akhirnya ia ingat apa hal penting tadi. Ia langsung bertanya pada bibinya dimana namja itu. Begitu tau kalau dia ada di Klinik Pamannya, Hyun Gi langsung meninggalkan sarapannya dan pergi ke klinik. Membuat Bibi Lee menatapnya aneh. *Setibanya di klinik.. “Ahjussi, apa dia baik-baik saja?” Hyun Gi langsung masuk ke ruangan pamannya dan menemukan namja yang ia cari sedang tertidur di ranjang. “Dia tidak apa-apa. Dia kedinginan, tapi aku khawatir dengan luka di seluruh tubuhnya” Hyun Gi membuka selimut tebal yang menutup tubuh namja itu. “Ommo... darimana dia mendapatkan luka sebanyak ini?” lagi-lagi Hyun Gi kaget melihat apa yang dilihatnya. “Paman yang harusnya bertanya padamu..” Hyun Gi mulai menceritakan bagaimana ia bisa bertemu dengan namja misterius ini. “Aiss... kau sepertinya tidak ingin bangun lagi ya? Kenapa tidur mu nyenyak sekali...” Hyun Gi duduk di samping kasur namja itu sambil menatap wajahnya.“Untuk seorang yang idiot, wajahnya lumayan juga..” gumam Hyun Gi yang tentu saja hanya dia sendiri yang mendengar. Dengan ujung jarinya, ia menyentuh pipi namja itu “Ya.. paboya.. bangunlah..” TUPP.. Kedua mata namja itu tiba-tiba terbuka, ia menatap yeoja yang sedang mengamatinya dengan polos.
Namja itu menatap Hyun Gi dan langsung melompat ke arahnya. Ia bersembunyi di balik tubuh Hyun Gi.“Ahh?? Apa yang dilakukannya?” tanya paman heran“Ya.. gwenchana.. dia pamanku. Dia orang baik.. dia akan menolongmu..” kata Hyun Gi lembut. Namja itu mengangguk dan kemudian berhasil di periksa oleh paman Lee.“Gomawo Ahjussi.. ya.. kau harus bilang terimakasih pada pamanku...” perintah Hyun Gi, tapi namja itu hanya mengangguk dan bersembunyi di balik tubuh mungil Hyun Gi.“Haha.. gwenchana Hyun Gi Ah.. Seperti yang kita bicarakan tadi, dia bukan anak autis. Dia seperti ini karena trauma”“Ne Ahjussi.. aku akan melatihnya mulai hari ini.. hahaha..” Hyun Gi segera pamit dan meninggalkan Ahjussi dengan pekerjaannya.
“Ya... kau harus berbuat baik pada pamanku. Dia mau menolong orang asing sepertimu dengan gratis. Dia juga mau membantu mencari orang tuamu. Di dunia ini mana ada orang baik seperti dia...” Lagi-lagi Hyun Gi mengeluh.KKKRUYUKKKKKKK....“Ommo.. suara apa itu??.... Apa itu dari perutmu?” Hyun Gi mendekatkan telinganya ke perut namja itu. KKRUYUUUKKK...“Buka mulutmu..” Hyun Gi menyuapi namja itu. Mereka berada di sebuah kedai makanan.Hyun Gi : “Yaa.. apa kau ingin bertemu noona mu?”Namja : “Noona...”Hyun Gi : “Ne, aku harus tahu dulu.. siapa namamu..?”Namja : “Noona....”Hyun Gi : “.........” Hyun Gi memberikan namja itu satu suap lagi.Hyun Gi : “Kau tidak mengerti maksudku? Ya... coba lihat aku..” Hyun Gi memegang kepala namja itu.Hyun Gi : “Na ma ku.. Park Hyun Gi... sekarang.. siapa namamu?”Namja : (Menggerakkan bibirnya) N..oona..Hyun Gi : “!!!! Aisss Jinjja.. APA TIDAK ADA KATA SELAIN NOONA??”Namja : Noona.... Hyun Gi Noona...Hyun Gi : “ahhhh.. kau tadi bilang apa? Kau memanggil namaku kan?? Coba katakan sekali lagi..”Namja : Hi...yun... Gi.. noona..Hyun Gi : “Ne... Hyun Gi Noona... hahaha..” (Hyun Gi memeluk namja itu bahagia)*Kembali ke rumah pamanPaman Lee sudah pulang ke rumah. Ia heran melihat namja yang dari tadi membuka mulutnya lebar-lebar di depan TV.“Apa yang dilakukannya?” tanya paman bingung.“Ahh.. sepanjang hari ia melakukan hal itu. Tidak usah perdulikan.” Jawab Bibi yang juga sedang menonton TV.“Apa dia sudah mandi? Saat aku memeriksanya tadi, aku menahan nafasku cukup lama..”“Haha.. benarkah? Aku dan Hyun Gi yang memandikannya tadi..” Paman terlihat terkejut mendengar pernyataan Istrinya “Mwo?”“Yaa... kami hanya menyiramnya dengan air, bahkan kami tidak menyentuhnya sama sekali” kata Bibi. Paman terlihat lega. Dia lalu bertanya dimana Hyun Gi. Istrinya menjawab bahwa Hyun Gi sedang di kamarnya. Kemudian Paman dan Bibi naik ke atas.Namja itu sendirian di bawah, ia terlihat bingung. Lalu dia melihat pintu luar terbuka.*Di atas atap“Ahh.. ini hutan yang membuatku hampir mati kedinginan..” gumam Hyun Gi setelah selesai melukis di kanvasnya. Hyun Gi kuliah di Seoul national university of arts, dia baru akan naik ke semester tiga bulan depan.Entah kenapa, ia malah ingat tentang namja itu... bahkan ia berimajinasi sedang mendengar namanya di sebut-sebut oleh namja itu..“Aiss.. apa yang kau pikirkan Hyun Gi !!”Tapi kali ini ia benar-benar mendengar suara namja itu menyebut namanya berulang kali. Hyun Gi langsung berlari turun ke bawah. Terakhir ia melihat Namja itu menonton TV di bawah, tapi dia tidak ada. Hyun Gi pun segera naik ke atas, tapi langkah nya terhenti saat melihat pintu luar terbuka lebar.*Diluar“Hyun Gi Noona... Hyun Gi Noona....” seorang pria dewasa duduk jongkok dan menutup telinganya ketakutan. Beberapa anak melempari bola salju ke arahnya, bahkan ada seorang anak yang melemparinya dengan batu.“YAAAAAAAAA !!!!!!!! KALIAN ANAK-ANAK NAKAAL !!!” Hyun Gi berlari menghampiri pria tersebut.“Satu lagi wanita dewasa bodoh.. ayo lempar dia dengan batu...” kata salah satu anak yang tubuhnya lebih besar dari anak-anak lain.“YAAA... KAU PANGGIL AKU APA? KAU MAU MATI HA..?” Teriak Hyun Gi marah. Tapi seluruh anak itu malah melempari mereka berdua dengan batu. Hyun Gi langsung duduk memeluk namja itu agar tidak terkena lemparan. Namja itu terlihat sangat ketakutan, seluruh tubuhnya bergetar.“Gwenchanaa... aku melindungimu... jangan takut... aku disini.....” bisik Hyun Gi.*beberapa tahun yang lalu di ingatan namja itu“Eomma... jangan eomma.. aku mohon berhenti memukulnya...” seorang gadis kecil memeluk adiknya sambil terus berteriak mohon ampun pada ibunya.“Dasar anak bodoh.. Yaaa.. lebih baik kau Mati.. Dasar Anak Bodoh....” Wanita itu terus memukuli kedua anak itu dengan kayu.“Noona... aku takut... noona...” anak laki-laki itu gemetaran, menangis ketakutan sambil menutup telinganya.“Song Joong Ki ah.. jangan takut.. noona melindungimu.. noona akan selalu melindungimu” gadis kecil itu terus memeluk adiknya sambil menahan sakit.*kembali ke waktu yang sekarang“Noona.. jangan lindungi Song Joong Ki lagi.. Noona...” tiba-tiba namja itu memeluk Hyun Gi sambil menangis. Hyun gi kaget mendengar apa yang baru saja didengarnya.“YAAA... KALIAN ... APA YANG KALIAN LAKUKAN??” Seorang ibu-ibu berlari sambil memegang sapu di tangannya. Anak-anak nakal itu langsung berlari ketakutan.*Kembali ke rumah Bibi dan Paman LeeHyun Gi langsung menceritakan pada Paman dan Bibi nya tentang apa yang terjadi tadi. Mereka yakin, selama ini Joong Ki di aniaya oleh seseorang. Mereka menatap Joong Ki penuh rasa kasihan.“Besok paman akan ke kantor polisi di Chuncheon. Semoga mereka bisa membantu kita untuk menemukan keluarga Joong Ki..” kata Paman Lee. Ia memegang tangan Joong Ki. Joong Ki terlihat terkejut, tapi akhirnya ia memperbolehkan Paman Lee menyentuhnya juga. Paman Lee kemudian memeriksa luka yang ada di tangan Joong Ki, apakah sudah sembuh atau belum.*Keesokan paginya“Yaaa.. jangan bergerak..” teriak Hyun Gi. Tapi Namja itu terus saja bergerak, mengikuti kemana arah ikan didalam akuarium itu pergi. Joong Ki membuka mulutnya lebar-lebar seperti mulut ikan yang dilihatnya. Hyun Gi terus melukis sambil tertawa geli melihat tingkah konyol Joong Ki.“Noona.. Hyun Gi Noona..”“Yaaa... Paliwa..” Hyun Gi mengendari sepedanya dengan kencang, sedangkan Joong Ki terus berlari mengejar Hyun Gi.
Joong Ki dan Hyun Gi duduk di bawah pohon. Joong Ki terlihat lelah karena dari tadi ia terus berlari mengejar Hyun Gi.“Hahaha.. mianhae Joong Ki ah..” Ia sangat senang karena sudah mengerjai namja itu.Joong Ki menoleh dan menatap Hyun Gi kesal.“Mwo?” mereka saling menatap satu sama lain.
“Ehmm.. baiklah.. kalau begitu”Hyun Gi mengendarai sepedanya dan dibelakang Joong Ki memeluk Hyun Gi erat. Joong Ki terus berteriak ketakutan. Hyun Gi hanya tertawa mendengarnya.*Kembali ke rumah bibi dan paman Lee“Joong Ki ah.. coba lihat ini..” Hyun Gi menarik tangan Joong Ki ke kamarnya. Joong Ki melihat sekeliling. Di dinding banyak sekali lukisan pemandangan. Hyun Gi menyuruhnya untuk duduk di depan lukisan yang tertutup oleh kain. Joong Ki terlihat bingung.“Ahh.. kau tidak mengerti maksudku ya?” Hyun Gi membuka kain penutup itu. Joong Ki membuka mulutnya lebar-lebar. Dia tertawa melihat lukisan yang ada di hadapannya. Ia mengenali wajah itu, itu adalah wajahnya yang sedang memperhatikan ikan di akuarium.“Bagaimana? Wajahmu sangat mirip kan dengan ikan itu?” Joong Ki menatap Hyun Gi sambil tersenyum dan mengangguk seperti anak kecil.Sudah tiga hari Joong Ki tinggal dirumah Paman dan Bibi Lee, Besok Hyun Gi harus pulang ke Seoul. Hyun Gi berjalan ke kamar Joong Ki. Sebenarnya ini kamar Hyukjae Oppa, anak Paman dan Bibi Lee. Tapi Hyuk Jae Oppa melanjutkan sekolah kedokterannya di Seoul.Hyun Gi langsung masuk ke kamar Joong Ki. Ia tahu namja itu sedang tidur, mangkanya dia tidak mengetuk pintu sebelumnya.“Joong Ki Ah..” Ia menyentuh wajah Joong Ki lembut.“Aku memperlakukanmu seperti orang bodoh, aku minta maaf. Tapi aku sadar, walaupun kau bodoh.. kau juga seorang pria.. seharusnya
Hyun Gi dan Joong Ki masuk ke rumah, Paman dan Bibi Lee meminta mereka berdua untuk duduk di ruang tamu. Disana ada seorang ibu, ia langsung menatap Joong Ki.“Ya... song joong ki ah...” Ibu itu terlihat bahagia melihat namja yang sedang memegang tangan hyun gi.Tapi Joong Ki malah bersembunyi
“Mwoya?” Hyun Gi bingung melihat tingkah Joong Ki. Paman Lee mengatakan kalau ini adalah Ibu Joong Ki. Tapi melihat ekspresi Joong Ki barusan, Hyun Gi merasa ragu. “Apa ini ?” Hyun Gi mengambil foto yang ada di atas meja.“Itu foto kami, aku, Joong Ki, Ji Hyo dan mantan suamiku” kenang Wanita itu. “No..noona..” Joong Ki langsung merebut foto itu dari tangan Hyun Gi.“Yaa.. Joong Ki ah.. ayo kita pulang. Kau sudah banyak menyusahkan orang disini. Eomma tidak tau harus bagaimana lagi. Apa kau tidak merindukan Noona mu? Sekarang dia sendirian di rumah...” bujuk ibu nya.“Apa joong ki dan Ji Hyo kembar?” tanya Hyun Gi penasaran. Ia melihat wajah Joong Ki dan Ji Hyo yang masih kecil sangat mirip.Paman dan Bibi tersenyum melambaikan tangannya ke arah Joong Ki yang sudah berada di dalam mobil dan bersiap meninggalkan mereka. Berbeda dengan Hyun Gi yang diam-diam memandangi Joong Ki dari luar. Ia mengamati wajah ayah Joong Ki di foto tadi yang tidak sengaja tertinggal. “Hyun Gi Noona.. dimana? Hyun Gi Noona...” Paman dan Bibi Lee menoleh ke kanan dan kekiri mencari keponakannya tersebut, tetapi tidak